Bumi tempat para hamba Allah dikumpulkan kelak pada hari kiamat adalah berbeda dengan bumi yang kita diami sekarang ini. Bumi itu telah diganti oleh Allah dengan bumi yang baru, yang tidak ada sedikitpun tempat yang rendah juga yang tinggi.
Allah Swt berfirman :
"(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain (demikian pula langit dan mereka semuanya (dipadang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." (Ibrahim:48)
Didalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan, bahwa bumi padang mahsyar itu berwarna putih seperti roti pipih.
"Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat diatas tanah yang berwarna putih seperti roti pipih yang bersih dan tiada bendera pengenak diatasnya baik seorangpun." H.R. Bukhari Muslim
Memahami hadits diatas, bahwa bumi baru (padang mahsyar) berwarna putih pipih seperti lembaran roti yang tiada sesuatu petunjuk jalan kesuatu tempat, seperti gunung dan bebatuan besar (muallam), atau tempat berteduh. Jadi padang mahsyar benar-benar rata sebagaimana yang diterangkan Allah Swt dalam firman-Nya :
"Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi." (Thoohaa : 107)
Quote:Quote:Waktu penggantian bumi dan langit
Di dalam beberapa hadits Rasulullah Saw telah memberitahukan kepada kita bahwa : waktu selesainya penggantian bumi dan langit adalah pada saat manusia berada dalam kegelapan sebelum shirath. Sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dari I Sauban ketika Rasulullah Saw ditanya oleh pendeta yahudi : "Dimanakah manusia berada pada hari bumi dan langit diganti dengan yang lain ?". Rasulullah Saw menjawab : "Mereka berada dalam kegelapan sebelum jembatan". yang dimaksudkan adalah Shirath.
Quote:Quote:Macam-macam Manusia ketika digiring kepadang Mahsyar
Didalam beberapa hadits diterangkan bahwa keadaan manusia ketika digiring supaya berkumpul di padang mahsyar itu berbeda-beda sesuai dengan amal perbuatannya semasa hidup didunia. Diantaranya :
Para manusia akan dikumpulkan dipadang Mahsyar dalam tiga golongan, yaitu : Berkendaraan, berjalan kaki dan berjalan dengan muka. Maka seorang sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimanakah manusia berjalan diatas mukanya ?", Rasulullah menjawab : "(Allah) yang Maha Kuasa menjalankan mereka diatas kakinya tentunya Kuasa pula menjalankan mereka dengan mukanya." (H.R. At-Tirmidzi, Bukhari dan Muslim)
Memang pada dasarnya kebanyakan manusia akan mengingkari sesuatu yang belum pernah mereka lihat dengan mata kepalanya sendiri, sehingga bila mendengarkan manusia kelak ketika digiring kepadang Mahsyar ada yang berjalan dengan mukanya. Apakah mereka juga tidak pernah memperhatikan bagaimana ular itu berjalan ?. Ular dapat berjalan dengan perutnya secepat kilat. Manusia kelak juga ada yang berjalan dengan mukanya, akan tetapi keadaan yang demikian itu merupakan azab dari Allah Swt. Karena mulai hari itu manusia, bahkan seluruh makhluk berada pada pelataran kiamat, mulai menaiki tangga Akhirat. Saat itulah semua makhluk berkumpul menjadi satu, mulai dari Jin, Syetan, Manusia sejak zaman nabi Adam As. hingga manusia terakhir, juga segala macam binatang.
Pada saat itu pula akan nampak manusia yang semasa hidupnya berlaku sombong, congkak dan akan berada dalamkeadaan seperti semut kecil dan di injak-injak oleh orang banyak sebagai pembalasan mereka menghinakan Allah Azza wa Jalla, semasa hidup didunia.
Sedangkan bagi mereka yang kikir dan bakil akan di kumpulkan dalam keadaan sangat lapar dan dahaga, juga telanjang bulat yang belum pernah mereka alami sama sekali. Oleh sebab itu Rasulullah Saw, mengingatkan kepada kita, dalam sabdanya :
"Barang siapa memberi makanan karena Allah, maka Allah akan memberi makanan kepadanya, barang siapa memberi minum karena Allah, niscaya Allah memberi minum kepadanya dan barang siapa memberi pakaian karena Allah, Allah juga akan memberikan pakaian kepadanya. Dan barang siapa beramal karena Allah, niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya."
Macam dan ragam manusia di padang Mahsyar, ada yang berubah wujud seperti kera atau babi, yang lainnya ada yang terjungkir, kaki di atas dan kepala di bawah serta diseret, juga ada yang buta sehingga berjalan sambil meraba-raba, sebagian ada yang tuli, bisu dan tidak berakal lagi, ada juga yang di kumpulkan dalam keadaan lidah terjulur sampai ke dada dan di kunyah-kunyah pula, dari mulutnya keluarlah nanah yang sangat menjijikan orang banyak. Ada juga yang dikumpulkan dalam keadaan terpotong kedua tangan dan kakinya, sebagian lagi ada yang disalib diatas pohon kurma dari Neraka, ada pula golongan yang lebih busuk dari pada bau bangkai, sehingga menyumbat hidung orang-orang disekitarnya. Ada pula yang berpakaian dari aspal (ter) yang amat panas dari Neraka.
Pengelompokan atau golongan-golongan manusia dipadang Mahsyar itu berdasarkan perbuatannya semasa hidup didunia. Seperti yang berubah wujud menjadi kera adalah mereka yang suka mengadu domba antar sesama, yang berubah wujud menjadi babi adalah pemakan harta haram, dan mereka yang dijungkir balikan adalah mereka yang memakan harta riba. Sedangkan hukuman bagi orang yang tidak adil didalam menetapkan hukum adalah buta matanya dan bagi yang senang pamer serta membanggakan diri berubah menjadi bisu dan tuli. Kelompok orang yang menjulurkan lidah serta mengunyahnya adalah mereka yang suka cerita, ahli pidato yang berlawanan mulut dengan perbuatannya. Sedangkan pembalasan orang-orang yang suka mengganggu tetangganya adalah terpotong kedua tangan dan kakinya. Dan mereka yang membela penguasa yang zhalim kelak akan disalib pada pohon kurma dari Neraka. Dan golongan orang-orang yang mengumbar hawa nafsu dan kesenangan serta menolak hak-hak Allah, kelak akan berbau sangat busuk di bandingkan bau bangkai.
Terdapat pula keterangan didalam kitab "Kasyfu 'uluumil akhirah" karangan Imam Al-Ghazali :
Kelak dipadang mahsyar orang-orang yang gemar zina (pelacur dan sodomi) kemaluan mereka akan membengkak dan mengeluarkan nanah yang baunya menyengat mengganggu dan menjijikan tetangganya. Demikian pula pemetik gitar dan peniup seruling kelak akan dikalungkan dilehernya. Peminum (pemabuk, narkoba dan minuman keras) akan mengalungkan botol dan gelas (peralatan minum) yang bau busuknya melebihi bangkai. Hal ini sama seperti ketika mereka baru dibangkitkan dari kubur masing-masing. Keadaan yang demikian ini akan berlangsung dalam waktu 25.000 tahun. Semua manusia akan menundukan kepala kebawah. Dan perasaan tiap-tiap manusia berbeda-beda tentang lamanya waktu disaat itu. Kesengsaraan itu datang sampai datang saat perhitungan amal (hisab).
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa padang Mahsyar itu terhampar rata, tiada dataran tinggi maupun rendah yang dapat dijadikan tempat berteduh bagi manusia kala itu. Sedangkan matahari berjarak hanya beberapa hasta saja dari kepala manusia, sehingga tidak jarang mereka berenang dilautan peluh masing-masing, sementara bumi tempat mereka berpijak sangatlah panas. Karena tidak tahan, banyak diantara mereka memohon agar segera dimasukkan ke dalam Neraka saja.
Dibawah terik matahari yang amat panas dan membakar di padang Mahsyar itulah, terdapat 7 golongan manusia yang mendapat naungan dari Allah Swt. sehingga terhindar dari sengatan panas matahari yang maha hebat itu. Rasulullah Saw bersabda :
Tujuh golongan (manusia) Allah akan menaungi didalam naungan-Nya, pada hari (yang) tidak ada naungan selain naungan-Nya; yaitu :
1. Imam (Kepala negara, desa, rumah tangga, dan lain-lain) yang adil
2. Pemuda yang tumbuh (dari kecil hingga mati) dalam beribadah kepada Allah
3. Lelaki yang hatinya tergantung pada masjid , apabila ia keluar dari masjid sampai ia kembali lagi (hatinya sangat gemar beribadah dan memikirkan masjid)
4. Dua orang lelaki dan perempuan yang berkasih-kasihan karena Allah, maka keduanya bertemu dan berpisah atas dasar demikian (karena Allah)
5. Lelaki yang ingat (berdzikir) kepada Allah disaat sendirian, sampai melelehkan air kedua matanya
6. Lelaki yang dipanggil (diajak berselingkuh) seorang wanita kaya dan cantik, (namun ia menolak) lantas berkata :"Aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam."
7. Lelaki yang memberikan sedekah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga (seakan-akan) tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.
(H.R. Imam Bukhari dan Muslim)
www.ajaranislammurni.blogspot.com
Menurut keterangan, yang dimaksud dengan naungan Allah dalam hadits diatas adalah 'Arsy Allah. Imam yang adil adalah setiap kepala negara (penguasa) yang didalam mengendalikan kekuasaannya senantiasa berbuat adil kepada siapa saja karena takut kepada Allah. Sedangkan pemuda yang tumbuh dalam beribadah adalah mereka yang semenjak remaja sampai pada usia tua bahkan sampai akhir hayatnya sudah terbiasa teratur mengerjakan ibadah kepada Allah. Dan pemuda yang hatinya tergantung dimasjid, ialah orang yang bila sekali-kali berhalangan hadir ke masjid untuk beribadah, dia merasa menyesal dan sedih sekali karena cintanya kepada ibadah dan masjid. Seorang lelaki yang dipanggil seorang wanita terhormat, cantik dan kaya untuk diajak berbuat mesum (selingkuh), namun ditolaknya. Juga seorang wanita yang diajak berbuat mesum oleh lelaki terhormat, ganteng dan kaya, namun ditolaknya seraya berkata : "Sesungguhnya aku ini takut kepada Allah, Tuhan semesta alam". Itulah beberapa golongan yang kelak mendapat naungan 'Arsy Allah.
karena begitu hebatnya penderitaan yang di hadapi manusia pada hari itu, maka disebut juga dengan "Yaumul Faza'il Akbar". (Hari kegemparan yang paling hebat)
Tatkala bencana di padang Mahsyar sudah semakin berat dirasakan oleh manusia, mereka berlari-lari mencari orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di hadapan Allah Swt, agar memberikan syafa'atnya. Mereka memohon supaya segera memasuki tahap perhitungan amal dan lepas dari kesusahan dan kesengsaraan yang telah lama mereka rasakan. Terlintas lah dalam benak mereka untuk menemui manusia pertama, bapak dari segala manusia, yakni Nabiyullah Adam As, untuk meminta pertolongan seraya menyebut keutamaan-keutamaan dan kemuliaan yang Allah karuniakan kepadanya. Namun nabi Adam As menolak permintaan anak cucunya (manusia). bahkan Nabi Adam As meminta maaf dan menyebutkan pelanggarannya kepada Allah Swt, hingga beliau dikeluarkan dari syurga dan turun kebumi. Lalu Nabi Adam as menyarankan agar mereka menemui Nabi Nuh As, Rasul pertama bagi segenap manusia dan mendapat penghargaan dari Allah sebagai hamba yang pandai bersyukur. Tetapi Nabi Nuh As juga menolak permohonan manusia dan menyebutkan pula beberapa kesalahannya kepada Allah Swt, lalu Nabi Nuh As menyarankan agar mereka menemui para Rasul yang termasuk kelompok Ulul Azmi. Mereka lari mencari Nabi Musa As, namun lagi-lagi Nabi Musa As menolak permohonan manusia seraya menyebutkan beberapa kesalahan yang pernah diperbuatnya kepada Allah. Begitu juga Rasul yang lain pun menyerahkan kepada Rasul berikutnya. Akhirnya sampailah mereka kepada Nabi Muhammad Saw, yang di ampuni dosanya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang, sehingga beliau menduduki derajat yang terpuji. Nabi Muhammad Saw lalu mengabulkan permintaan para manusia dan memohonlah beliau kepada Allah Swt dan Allah pun mengabulkan permohonan Nabi yang paling dikasihi.
Didalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda :
"Sesungguhnya kelak matahari itu kelak dihari kiamat, sangat dekat dengan manusia, sehingga keringat (peluh) sampai mencapai separuh telinga. Di kala seluruh manusia dalam keadaan sedemikian itu, mereka meminta pertolongan kepada Nabi Adam as. Beliau lalu berkata :"Aku tidak dapat memberikan pertolongan yang kalian kehendaki itu". Kemudian mereka meminta pertolongan kepada Nabi Musa as dan beliaupun menjawab seperti yang dikatakan oleh Nabi Adam as. Selanjutnya mereka meminta pertolongan kepada nabi Muhammad Saw. Lalu Nabi Muhammad memberikan syafaatnya supaya diadakan keputusan di antara segenap makhluk. Nabi Muhammad lalu berjalan hingga dapat memegang lingkaran pintu syurga. Pada hari itulah Allah membangunkan Nabi Muhammad dengan menempatkan pada tempat yang terpuji (maqam mahmud), yang dipuji oleh sekalian makhluk yang sedang berkumpul itu". (H.R. Abu Dawud dan Hakim)
www.ajaranislammurni.blogspot.com
Pada dasarnya para Nabi telah diberikan do'a, yang apabila Nabi pintakan do'a itu kepada umatnya niscaya dikabulkan oleh Allah, dan para Nabi tersebut telah memintakan do'a itu didunia. Sedangkan Rasulullah Saw menyimpan do'anya sampai saat ketika umatnya sangat membutuhkan (hari kiamat). Semoga Allah senantiasa melimpahkan sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, karena telah mengasihi segenap umatnya yang beriman.
Alkisah, seorang sufi asal Mesir, Abu Yazid, sering merenungkan betapa panasnya Yaumul Mahsyar nanti. Dari perenungannya itu akhirnya Abu Yazid berpikir harus mencari payung untuk di padang mahsyar nanti. Bukan cuma itu, Abu Yazid juga berpikir harus ada orang yang memegangi payung tersebut, agar Abu Yazid juga tidak lelah memegangi payung. Semakin hari, pikiran itu semakin kuat. Abu Yazid semakin ingin mencari siapa orang yang akan memegang payungnya di padang mahsyar nanti.
Karena tak tega melihat Abu Yazid terus berpikir keras, seorang malaikat akhirnya datang kepada Abu Yazid dan membisikkkan sesuatu. "Hai Abu Yazid, orang yang akan membawakan payung untukmu di padang mahsyar ada di daerah Baghdad. Namanya Abu Amar. Carilah ia di daerah Tikrit."
Betapa bahagianya Abu Yazid mendengar bisikan tersebut. Berhari-hari Abu Yazid melakukan perjalanan dengan menunggangi seekor kuda melalui panasnya padang pasir. Tujuannya satu, mencari Abu Amar. Hingga suatu hari sampailah Abu Yazid ke Tikrit. Betapa terkejutnya Abu Yazid ketika mendengar seorang yang ia tanya bahwa Abu Amar sering nongkrong di sebuah kafe. Orang tersebut lalu menunjukkan kafe yang biasa dijadikan tempat nongkrong oleh Abu Amar. Abu Yazid tak habis pikir, mengapa orang yang akan membawakannya payung di padang mahsyar adalah seseorang yang suka dugem. Aneh.
Suatu malam Abu Yazid datang ke kafe tersebut. Di depan pintu kafe Abu Yazid planga-plongo mencari yang namanya Abu Amar. Abu Yazid tidak menemukannya. Abu Yazid akhirnya frustasi dan berniat untuk kembali lagi ke Mesir. Baru saja Abu Yazid membalikkan badan, tiba-tiba seorang pemuda memanggilnya."Hai Abu Yazid. Mau kemana? Kau baru saja datang jauh-jauh, dan sekarang Kau mau kembali lagi tanpa hasil. Aku Abu Amar, orang yang Kau cari.."Abu Yazid heran, mengapa ia tahu maksud tujuannya datang ke Tikrit."Aku tahu tentangmu dari seseorang yang menyuruhmu menemuiku." Kata Abu Amar.
Akhirnya mereka berdua ngobrol-ngobrol. Abu Yazid bertanya, "Abu Amar, Kamu akan menjadi orang yang membawakan payung untukku di padang mahsyar. Memangnya amalan apa yang sudah Kamu lakukan? Kamu kan hanya nongkrong-nongkrong dan dugem?" www.ajaranislammurni.blogspot.com
Abu Amar menjawab, "Hai Abu Yazid, lihatlah, di kafe ini dahulu ada 80 orang yang suka dugem, sekarang jumlahnya hanya 40 orang. yang 40 orang itu telah berhasil aku ajak untuk kembali ke jalan Allah sehingga mereka bertaubat dan beramal shalih. Jika Kau ingin aku membawakan payung untukmu di padang mahsyar, maka 40 orang yang sekarang sedang berdugem ini adalah tugasmu." Abu Yazid lalu terdiam. Abu Yazid hanya bisa tertunduk malu.
Astaghfirullah, Orang yang sudah mengajak banyak orang beramal shalih dan bertaubat saja hanya akan menjadi orang yang membawa payung. Bagaimana dengan aku yang belum mengajak satu orang pun beramal shalih. Astaghfirullahal'adziim...Begitu gumam Abu Yazid dalam hatinya.Empat Pertanyaan di Padang Mahsyar
Dalam sebuah hadits, Rasululah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan , hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan” (Hadits Shahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad Darimi)
Quote:1. Umur
Umur adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, maka berarti kita berbicara tentang waktu. Allah dalam Al Qur’an telah bersumpah dengan waktu “Demi masa” maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang diberikan Allah adalah 24 jam dalam sehari-semalam. Untuk apa kita gunakan waktu itu? Apakah waktu itu untuk beribadah atau untuk yang lain-lain yang sia-sia?
Diantara sebab-sebab kemunduran umat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, sebagian besar waktunya untuk bergurau, bercanda, ngobrol tentang hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan terkadang membawa kepada perdebatan yng tidak berarti dan pertikaian. Sementara orang-orang kafir menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka maju dalam berbagai bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keadaan umat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada diantara mereka yang tidak mengerti ajaran agamanya dan ada yang tidak mengerti ilmu pengetahuan umum. Bahkan ada di antara mereka yang buta huruf baca tulis Al Qur’an. Bila kita mau meningkatkan iman dan amal, maka seharusnyalah kita bertanya kepada diri masing-masing; sudah berapa umur kita hari ini?, dan apa yang sudah kita ketahui tentang Islam?, apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini? Janganlah kita termasuk orang yang merugi.
Quote:2. Ilmu
Yang membedakan antara muslim dan kafir adalah ilmu dan amal. Orang muslim berbeda amaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermua’malah dan lain-lain. Seorang muslim diperintahkan oleh Allah dan RasulNya agar menuntut ilmu. Allah berfirman “Apakah sama orang yang tahu (berilmu) dengan yang tidak berilmu?” (QS. Az Zumar:9)
Ayat ini kendatipun berbentuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama hukumnya wajib atas setiap individu muslim, misalnya tentang membersihkan najis. Berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan hal-hal yang dilaksanakan setiap hari. Karena bila ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak , dan Allah akan bertanya kepadanya kenapa ia mengikuti apa yang tidak ia ketahui.
Seperti dalam firmanNya :"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya". (QS. Al Isra’:36)
Ilmu yang sudah dipelajari oleh umat islam harus digunakan untuk kepentingan Islam. Ilmu yang sudah dituntut dan dipelajari wajib diamalkan menurut syari’at Islam. Ilmu tidak akan berarti apa-apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap-tiap orang dimudahkan menurut apa-apa yang Allah ciptakan atasnya”. (HR. Muslim)
Quote:3. Harta
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Bagi tiap-tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah ummatku adalah harta”. (HR. At Tirmidzi dan Hakim)
Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang dilimpahkan kepada umat manusia agar dia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu pada tempat yang telah ditetapkan oleh syari’at islam. Bila kita amati keadaaan umat islam saat ini, banyak kita dapati diantara mereka yang tidak lagi peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah meramalkan hal ini dengan sabdanya : “Nanti akan datang satu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukan dari yang haram”. (HR. Al Bukhari).
Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya kerena banyak manusia yang terdesak masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak perduli lagi harta itu dari mana ia peroleh. Ada yang memperoleh harta dari usaha-usaha yang batil, misalnya hutang tidak dibayar, korupsi, riba, merampok, berjudi dan lain sebagainya. Orang yang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa dari Allah, seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : “Barangsiapa yang dagingnya tumbuh dari barang yang haram, maka Neraka itu lebih patut baginya (sebagi tempat).” (HR. Al Hakim)
Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infaqkan pada jalan yang benar pula. Bila tadi disebutkan bahwa harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu dalam rangka untuk menggakkan kalimat Allah di muka bumi ini.
Di dalam Al Qur’an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu para fuqara (orang fikir), masakin (orang miskin), amil (pengurus) zakat, Mua’llaf (orang yang baru masuk islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang, untuk perjuangan jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan. Di masa-masa sekarang ini ada beberapa kelompok yang masuk prioritas utama yang berhak mendapat infaq dan shadaqah, yaitu golongan fuqara, masakin dan orang yang di jalan Allah.
Orang fakir adalah orang yang butuh tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnya digunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang fikir yang dibantu adalah orang yang memang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mau berusaha dan tidak melaksanakan syari’at Islam. Sedangkan orang miskin adalah orang yang berusaha tetapi usahanya hanya mencukupi kebutuhan minimalnya dalam keluarganya untuk makan sehari-hari.
Quote:4. Badan
Manusia merupakan mahkuk yang paling sempurna yang diciptakan Allah dimuka bumi ini. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang diberikan Allah, manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi, manusia dibebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia ini dituntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdi kepada Allah. Letihnya manusia dalam malaksanakan ibadah kepada Allah akan diganjar dengan pahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka bermain-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia, beribadah dengan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka sia-sialah letihnya itu bahkan ada yang diganjar dengan api Neraka, karena mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :”Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap–tiap masa semangat ada masa lelahnya maka barangsiapa lelah letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa lelah letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa”. (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi).
Demikianlah pada hari mahsyar masing-masing manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah dikerjakannya selama hidupnya di dunia. Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada kita pada saat itu? Kalau belum kapan lagi kita mempersipkan diri kalau tidak sekarang?
Segala puji bagi Allah, Penguasa sekalian alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan atas nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, keluarganya dan para shahabatnya.
***
Disalin dari Pamflet Siapkah Anda Menghadapi Empat Pertanyaan di Padang Mahsyar? oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, Diterbitkan oleh Islamic Cultural Center Dammam.
No comments:
Post a Comment